Monday, August 27, 2012

Cinta Disela Jemari

Denting dari bumi menyebarkan senyum,
ketika angin datang menerpa titik duka di balik tawa seorang hawa.

Serpihan kata demi kata menjadi satu kesatuan.
Angka demi angka terus bertambah kemudian hilang.
Karena kita tidak pernah menjadi, tidak bayangan tidak juga nyata
Siapa menyangka, demi sebuah tawa aku mengorbankan dahaga.

Tidurku juga matiku, Nyataku juga mayaku.
Denganmu aku tak perlu bicara
Karena setiap kata yang aku miliki terjejak sempurna di hatiku dapat memudar dengan mudah bersama kedipan matamu.

Suara menjadi cacat bagiku, karena ku yakin jika aku berkata pasti kamu akan pergi.
Dibalik ujung jari yang tertawa, hatiku menangis melumat tiap kata yang dibawa angin kepadamu.
aku marah, hanya saja aku tau marah ini terlalu mewah untukku.
Derita yang kurasa, meski kita saling menunggu untuk saling tertawa menutupi luka lewat jari-jari terampil.

Hingga sebelum malam berakhir, aku bisa berkata pada hati aku menyayangimu.
Aku luluh pada kata.
Aku luluh dengan syllable ciuman dan numeral pelukan.
Aku luluh pada jemarimu yang menari terulang terulang.


Kenangan? berdentang membangunkan aku, aku tidak memilikinyaaa..
Aku sadar bibit cinta yang di tanam di ingatan, hanya bisa hidup dengan suara.
Hanya saja mekarnya tak pernah kucecap karena sunyi menemaniku tertawa dalam kata.

Akhirnya hanya ada hembusan angin mengeringkan lukaku.
bertabrakan kemudian retak lalu hancur.
Meski jemari ini terluka, Cinta menjadi paling utama yang tak akan pernah terjadi.

Kamu tidak seharusnya tertawa.
Kamu tidak seharusnya menangis.
Kamu seharusnya marah.
Kamu seharusnya marah.

Akhir(an)

Halo..
Sambil tersenyum kamu menyapa ku di ujung jalan ini.

Aku yang terluka, menangis, penuh debu dan jelaga tak kau hiraukan.
Kamu memeluk ku, pelukan hangat yang menentramkan. Mengatakan semua baik-baik saja dan mencoba agar aku melupakan apa yang kualami di jalan yang tertinggal di belakang.
Kamu tak peduli, betapa aku kotor.
Kamu tak bertanya berapa jarak yang telah ku tempuh sampai disini, tak mengapa karena aku pun tak ingin menceritakannya saat ini.
Kamu tak bertanya berapa hati yang menyinggung jalanku sampai ku bertemu dengan mu disini, karena kamu sibuk menawar banyak luka di sekujur tubuh ku.
Kamu bahkan tak bertanya apa yang terjadi sampai kamu menemukanku, kamu tersenyum sambil menyeka seguk airmata dan mengelus lembut getar punggungku.

Kamu bilang "Cinta tidak meninggalkanmu sayang, dia hanya berubah bentuk dari dia menjadi aku".
karena kamu tau, namamu adalah tambahan tasbih dalam sujud malamku, untaian rindu yang kupanjatkan kepada sang pencipta.
Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan kita,  menyatakan impian.

seraya tersenyum kamu berkata "lupakan dan lupakan yang kamu alami, aku disini aku yang menanti"
Tinggalah karena kamu telah sampai...

Sampai di rumah.
Pria Berbaju Merah..
------------------------------------------------------------------------------------


an old song from LINGUA - Jangan Kau Henti.
Enjoy.. :D

Dengan dirimu akan ku coba
tertawa dalam derita
menangisi bahagia
BERSAMA

Saturday, August 25, 2012

Paint Me Blue

Aku tersesat menuju mu
Begitu hinakah jika aku mengharapkan dirimu datang dan menuntun jalanku.
terdengar dari kejauhan seseorang berbisik "kamu tidak tersesat, maju dan ikutilah naluri kenalilah cintaku"
Hanya saja naluri ini sudah terlalu tumpul untuk mengenali suara itu.
Aku hanya berharap kamu disini

Apa yang kamu inginkan?
Bicaralah agar ku tau pengorbanan apa yang kamu pinta?
Mungkin kamu benar,
hanya saja aku terlalu lama tersesat mencari cinta hingga kasih dan sayang pun menguap
Kemari temani aku menunggu hujan
lalu kemudian kamu bisa pergi bersama dia cinta dimanapun dia menunggumu.

Beritahu aku sayang, seberapa hebat cinta pernah menyakitimu,
hingga tak kuasa kamu bantu aku yang terjebak dan akan semakin dalam jika kamu tak mengulurkan tanganmu.

Hanya kamu yang tau berapa lama waktu yang kamu berikan dalam penantian ku.
Apakah sampai hati biru ku berubah menjadi hitam
Bisakah sampai nanti saat itu tiba
ketika saatnya aku pulang,
sampai saat itu tiba.
kamu dapat warnai hati ku dengan keceriaan serta senyuman mu
Sampai saat itu tiba.

Masih juga kamu menebak warna yang menjadi dinding hatiku
Taukah kamu, hati ini belum berwarna
Menunggumu untuk melukis warna yang menjadi pilihanmu.
Saat ini aku sedang memintaNya mengajariku untuk melukis harimu
Apakah kamu bersedia menjadi kanvas bagi kuasku?
Warna kehidupan yang ku bawa mungkin tak sesuai dengan inginmu.
meski demikian jika kamu memberi sedikit waktu,
aku akan melukis kisah yang indah untukmu..untuk kita.

Dan ijinkan lah aku karena sepantasnya kita bisa bahagia
Bersama.

Ide blog kali ini didapat dari obrolan dengan sahabat saya.
seringkali kami bertukar tawa namun pagi ini kalimat-kalimat yang kami tukar sedikit berbeda
disela-sela tawa itu kami mengukur diri kami dalam kata.
Dia yang biasa menghitung angka, saya paksa untuk merangkai kata menjadi kalimat utuh.
dan yang seperti kalian baca beberapa kalimat adalah hasil pemikirannya.
Penasaran sama kalimat yang mana saja,, berkunjunglah ke tumblr saya http://sarahfirdausy.tumblr.com/

Note:  penutup tulisan ini sudah dirubah per 7 Agustus 2016.

Thursday, August 16, 2012

Mungkin Hanya Kau ......



Sampai saat ini mencintaimu masih menjadi pilihan bagiku.
Kamu tau apa yang kuinginkan,, 
memelukmu sampai pagi menjelang, berbagi kehangatan tanpa ada kata yang terucap.
hanya pelukan saja, tanpa ada cerita di dalamnya.
lalu kemudian jika harus, maka kita dapat berpisah tanpa air mata, tanpa ada kesempatan menyapa di lain waktu

Bicaralah, karena aku diam.
Bicaralah, bahwa kamu tau bahwa aku merasakan cintamu.

aku berdoa, meminta agar Tuhan meminjamkan dirimu selama 70 tahun kepadaku, untuk temaniku.
aku berdoa dan aku belum tau apakah Tuhan sudah menjawab ku?
kadang keberadaanmu menyapa pagi membuat ku menebak "Mungkin Tuhan meng-Iya-kan doa"
kemudian ketika kamu pergi, aku akan kembali menebak "Mungkin Tuhan tidak setuju akan doaku"
Aku seharusnya sudah berhenti, berhenti menebak. Aku lelah.

Aku hanya ingin kamu disini di setiap hariku, menjadi dirimu saat bersamaku.
bukan pengisi waktu senin sampai jumat dan ditinggalkan pada sabtu juga minggu.
Siapa aku?? seyakin itukah aku? Hamba yang tak tahu diri yang berani bertaruh kepada Tuhannya.

Mungkin hanya kau yang tau mengapa sampai saat ini ku masih sendiri.

Kamu tau, aku akan memanggilmu saat rindu datang..
dan ketika rindu itu datang padamu, kamu akan mengingat dan menyapaku.

Aku masih berpegang pada sebuah kata untuk menopang jiwaku menunggumu
"maaf" adalah kata yang tepat dan seharusnya bisa kau sampaikan jauh di ujung jalan itu.
jalan yang kau jalani bukan bersama dan untukku.
dan saat itu semestinya kamu bahagia..