Wednesday, January 30, 2013

ƪ(°͡▿▿▿°)͡ƪ

Psst, hanya kamu yang ga GR klo aku nulis tentang kamu.
Kamu yang pernah pergi, kemudian ku tarik kembali.
Aku tau kamu disana, Aku tau kamu.

Kamu memang terlalu jujur juga sama bodohnya
Ketika aku menutup mata maka kamu pergi
memaksa untuk aku mengatakan "jangan pergi"
kamu ingin dengar itu!

Aku merindukan tawa itu, membawa kita ke langit dan kemudian perlahan-lahan menurunkan hingga bumi
aaahhh... aku ga tau aku perlu apa.
aku ga ngerti, cuma mau kamu disini!

Aku ga bisa marah klo kamu menertawakan kesedihanku,
Harusnya aku marah, tapi anehnya aku ikut tertawa.
Kamu yang melihat dunia dengan sudut yang lain.
Kamu yang menertawakan dunia.
Kamu tertawa bersama dunia.
Duniaku.


Kamu harus ngerti tanpa aku ngomong,
Kamu harus paham tanpa aku menjelaskan,
kamu seharusnya tidak pergi ketika ku katakan pergi.

Aku yang tidak konsisten ini akan menarikmu,
memelukmu namun tak pernah bisa menjanjikanmu tawa jika bersamaku.
Aku yang pengecut ini tidak akan lagi melepasmu di dunia nyata juga mimpi.

dan kali ini Kamu harus tau.
Aku yang telah jatuh cinta untuk kesekian kalinya (padamu)

Aku Kamu (lagi)

Aku hanya belum berlari ke arah yang benar
Berjalan itu mudah, angkat satu kaki ke depan.
Menentukan arah itu susah.

Menanti, merupakan hal paling menyebalkan.

Mereka bilang aku tak mencari hubungan
Aku kesepian dan tak punya kawan
Aku ingin di peluk, aku dingin.

Kamu hanya memahami apa yang kamu mau pahami
Kamu disana berjalan
Aku disini mengkhayal.
Apa jadinya jika kamu menghampiriku?
Ketika kamu mendekat aku menjauh,
aku tak ingin menghadapi kenyataan yg biasanya berbeda dari harapku.
Bukan aku yang merangkai buatmu, hingga tiap kata ini bisa tersampaikan
Kesepian. Tuhan tak meninggalkanku sendiri
Kenyataan itu yang aku hadapi
Hanya mereka yang cukup keras kepala yang dapat mendekatiku
Tapi mereka tak cukup melihat ketika akhirnya ku buka hatiku. Tetap saja pergi

Bisa saja ada diantara kita, sehingga waktu akan menguji keyakinan
Bisa saja bersama kamu, hanya kamu belum cukup keras kepala untuk tetap mengetuk pintu

Aku menanti ditemani waktu, penyesalan diam-diam memperhatikan dari ujung sana.
Sedikit saja ku habiskan kesabaran maka dia akan berlari memasuki pikiranku

Setidaknya aku punya teman
Aku tidak akan memintamu (lagi)
Aku pernah yakin kamu lah akhir dari perjalanan ini

Mulai malam, petugas busway itu benar. Busnya lama.
Mulai malam dan aku sudah menunggu 1 jam,
Aku menunggu mu bertahun, busway ini belum apa-apa

Aku kembali menulis

5 menit

"Selamat ulang tahun yaa"
"yang keberapa?"
"oh, 25 tahun itu berarti tahun 1986 ya"
"1988, yaa.. Hmm.. bener juga, saya 1989, 24 tahun"

Percakapan yang terhenti, masing-masing kita bingung mau melanjutkan pembicaraan.
Kemudian kita terdiam sepanjang perjalanan itu,
Aku terdiam dan meratapi kebodohan, klo masalah angka selain duit aku memang suka bodoh.

Gimana dong Pria berbaju merah,,
aku ga tau objek pembicaraan apa yang akan kamu senangi, kamu hanya menjawab satu-satu dari tiap pertanyaan ku jika kita kebetulan bertemu.
tak pernah mendahului untuk ngajak ngobrol, hanya tersenyum hormat ketika kita bersua di lorong gedung itu. Hanya itu saja.

Ahh,, sejuta tips dan trik berkenalan yang ku baca tak juga menghilangkan kegugupan ku.
hingga akhirnya aku akan terdiam dan menikmati perjalanan 5 menit dengan sembunyi-sembunyi memandangmu, mengabadikan dirimu.

Aku suka mempermainkan pikiran ku sendiri, seolah-olah jatuh cinta pada mu.
menciptakan cerita tentang kamu dan aku, cerita yang ku karang saat malam menjelang untuk mengundang kantuk datang.

Kamu yang selalu berjalan di depanku terburu-buru.
Kamu yang tak pernah jadi nyata, Kamu yang tak pernah membuka suara pertama.
Untuk Kamu yang berulang tahun.

Tuesday, January 15, 2013

To be Now Here

Selangkah demi selangkah, dari 140 karakter ke 140 karakter selanjutnya
jatuh cinta yang bertahap, aku belum sampai di kata nyaman

Meski sebagian mereka berjalan tanpa arah, beda tujuan.

Aku belum sampai di kata nyaman
Bahagia ku lewati tapak demi tapak, yang tak menetap
cinta sesekali menyapa tersenyum kemudian lari menjauh
path photo
Aku belum sampai di kata nyaman,
meski demikian ada banyak hal yang kuikhlaskan untuk berjalan tanpa henti
Dunia yang sebentar sebentar tertawa
Dunia yang sebentar sebentar menangis

perjuangan untuk bersama waktu
bukan lagi berperang. bukan lagi marah
dunia realitas yang dijalani, memilih untuk tetap berjalan

Belajarlah untuk melepas, melepaskan semua.
karna pada akhirnya kita tak pernah memiliki seutuhnya.

Tuesday, January 8, 2013

No Need to Worry Dear

Satu per satu orang di halte ini pergi,
"Buswaynya lama"
Petugas itu dengan sabar mengatakannya kepada orang yang mau beli tiket.

Aku satu yang bertahan,
entahlah kenapa aku tak masalah menunggu datangnya bus.

Wajah-wajah penuh harap,
melihat ke kejauhan berharap sinar lampu di ujung adalah busnya.

Wajah-wajah yang kecewa,
ketika semakin dekat bukan itu yg mereka tunggu.

Wajah-wajah yang kelelahan, awal masuk ke halte senang
diterpa 1 jam menjadi kuyu

Wajah-wajah yang tak peduli, memperhatikan layar di tangan
sebagian besar pasti twitteran

Ada satu bus yang datang, penuh sesak, aku tak mau masuk,
meski aku harus menunggu 1 jam lagi, tak mengapa.
Aku mulai nyaman dengan penantianku.

Tak berapa lama bus lain datang,
kali ini tak terlalu sesak hingga aku bisa naik.


Aku berharap kemudian kecewa, diterpa waktu menambah kelelahanku.
Namun ketika ada yang datang aku tak ikut serta,
aku memilih untuk tinggal dan menanti selanjutnya.
Harapan meski kemudian ada yang di korbankan
Waktu yg ku korbankan demi pilihanku hingga aku bisa ikut pada keberangkatan selanjutnya

Menantimu pun begitu, bertahun berharap, di kecewakan bukan yang di ingini,
Lelah diterpa waktu lalu tak ada datang,
Memilih untuk tinggal ketika ada yg mengajak pergi
"Karna dia bukan kamu" ujar hatiku.
Aku masi berharap selanjutnya akan kamu, dan yakinlah ketika itu kamu

Aku akan ikut serta.