Friday, March 9, 2012

He couldn't be the One

Pernahkan ngalamin kita janjian sama orang terus kita datangnya lebih duluan trus musti nunggu, apalagi klo yang ditunggu itu datangnya telat, rasanya pasti nyebelin banget apalagi alasannya jalanan macet.

well, menunggu itu emang ga enak. mungkin karena ga enak itu juga, banyak orang yang lebih baik datang terlambat dari pada musti nunggu  ya kan, bisa jadi inilah cikal bakal kebiasaan "jam karet" di masyarakat Indonesia.

kebiasaan yang bertolak belakang sama kebiasaan orang-orang barat sana. Mereka klo janjian lebih suka untuk datang duluan.

Karena ini singlelogic, blognya penulis single jadi musti diarahin ke situasi single, klo musti bahas kebiasaan masyarakat apalagi klo udah nyinggung kemacetan, maka kalian lebih  baik visit blog sebelah aja. okeh,, 

Siapa yang berada dalam posisi menunggu saat ini??

sebagai manusia saya mulai menyadari klo cinta sejati itu bisa saja tidak akan pernah terjadi di kehidupan saya yang fana ini, setelah terlalu banyak mencecoki kepala dengan pangeran berkuda putih dan cerita happy ending in never after era. Saya selama ini bisa dibilang menunggu, menunggu si pangeran itu lah.
setelah penantian yang panjang, saat ini saya sampai pada "F word" kemana tuh sih pangeran, bahkan doi ga ngirim kacungnya buat ngasi tau klo dia terlambat, atau bisa jadi mati di jalan.
secara saya ga punya pin bb atau nomor telepon si pangeran itu jadi akhirnya berkesimpulan pada satu pemikiran klo dia ga dateng. #intermezzo

Saya berhenti untuk menunggu cinta sejati, karena kemungkinan untuk menemukannya juga sangat kecil, dari 7 milyar manusia di Dunia, dan sebanyak + 241 juta orang berada di Indonesia lalu jika di telusuri maka jumlah pria di seluruh Indonesia itu 119 juta, trus yang tinggal di Jakarta + 4, 8 juta pria dan yang berumur 20-40 tahun dan bekerja ada 2,7 juta pria dan belum tahu apakah mereka sudah menikah, berpindah kelamin, atau menyukai sesama.
Bisa dibayangin bagaimana persaingan yang akan terjadi disitu, ketika semua wanita dan (lelaki) akan berebutan di piring yang sama. apalagi klo saya punya beberapa kriteria untuk si cinta sejati itu,,
perbandingannya bakal signifikan dan tiba-tiba jadi males ngitung yaakk.

Semua yang berhubungan dengan cinta sejai itu hanyalah ekspektasi, yang menurut saya tidak sederhana. Akan tiba nanti saya harus menikah mungkin di umur 26 tahun, entah siapa dan bagaimana orang itu tidak jadi masalah. hanya saja kemungkinan  klo dia adalah cinta sejati sebaiknya dihapus dari sekarang.
Toh menurut saya, cinta itu hanyalah salah satu syarat saja dari sebuah pernikahan. banyak ticklish yang musti dipenuhi kan. banyak juga pasangan yang tidak saling mencintai tapi memiliki kehidupan pernikahan, bisa jadi karena persahabatan, kebiasaan dan banyak lagi kompromi-kompromi yang bisa dilakukan dan tidak melibatkan cinta.

Pernikahan itu sendiri menurut saya adalah bentuk kompromi, yang paling hakiki pastilah kompromi kita sama Tuhan yaitu kegiatan seksual, entah itu karena dosa dan kompromi (ideal) untuk setia pada satu orang saja selama hidup kita. bahkan ada juga yang tetap mempertahankan pernikahan karena kompromi kan. Lagipula setelah saya cari-cari di dalam kitab, Tuhan ga pernah mengharuskan hambanya untuk menikahi orang yang dia cintai, Tuhan menyuruh hambanya yang sudah cukup umur untuk menjalani pernikahan karena itu yang dilakukan oleh manusia sebelumnya dan menikah itu salah satu bentuk ibadah. dengan demikian Tuhan juga berkompromi kan sama hambanya.
Bukan sebuah pemberontakan terhadap apa yang selama ini saya alami, karena Saya memang belum mengalami apa-apa. ini hanya salah satu bentuk observasi yang selama 7 tahun ini dilakukan (22 tahun).

Beruntunglah buat kalian yang sudah merasa menemukan dan mungkin menikahi cinta sejatinya, dan berbanggalah buat kalian yang saat ini bersama orang yang kalian tidak cintai tapi kalian pacari atau nikahi.

dan bagi kalian yang seperti saya; single. kita tidak harus menunggu kok, kita tidak harus juga terburu-buru. kita hanya perlu menjalani apa yang kita yakini saja. karena hidup ini terlalu adil untuk kita curangi. :D

No comments: