Monday, May 20, 2013

Sedang Apa dan Dimana

Ping notifikasi bb gw nyala.
Jantung gw hampir copot ngeliat nama yg tercetak tebal disitu.
Penasaran gw buka bbm chatnya
"bisa bantuin gw ga?" tertulis disitu.
Gw pun ngetik
"bantu apa Ra?" send
"klo bisa ntar gw bantuin" send
"gw resign Dit" balasnya
"lo ada lowker ga?" lanjutnya.

Deg. This is serius
"Kok bisa? Lo dance apaan? Perform lo jelek" gw mencoba bercanda.
"kamper lo" balasnya.
"lo ada lowker ga?"
Gw tersenyum, masi Rana.
Klo lagi serius,  Rana susah banget di becandain. kebayang muka judesnya.
"ntar gw coba tanyain temen gw deh" balas gw bijak.
"yaudah, tengkyu" balasnya cepat.

Thats it. "Tengkyu" dan dia ga bakal follow up meskipun gw ga ngabarin dia masalah lowker itu lagi.
Rana cuman nginformasiin aja. Fyi only klo kata anak sekarang.

Gw pun meletakkan hape di meja. Menatap komputer. Dokumen yg musti gw audit masi banyak. Tapi permintaan Rana untuk lowongan kerja terlalu susah klo ga di turutin. Itu anak ngerjain gw lagi.
Setelah berbulan ga ada kabarnya, sekarang nge-bbm cuman buat kasi tau resign. Keterlaluan.

Masi segar di otak, Gw mudah mengiyakan apapun permintaan Rana. Dia ngajak ketemuan tiba-tiba gw iyain. Dia ngajak ke jogja tiba-tiba gw iyain, nemenin ke kondangan juga, beliin pembalut bahkan.

Cuma satu hal yg ga bisa gw iyain. Pikiran gw melayang meninggalkan meja.
Gw terlalu kenal Rana, dia ga bisa kasi apa yg gw bakal minta sama dia klo gw ngeiyain dia saat itu.
Gw terlalu kenal Rana karna yg apa yang Rana minta adalah apa yang gw mau, tapi gw terlalu kenal Rana.

Berulang kali gw kalang kabut klo Rana tiba-tiba ngilang, Rana bisa ga ngubungin gw berbulan-bulan dan kembali tanpa ada masalah. Dia bisa tiba-tiba datang cuman untuk kembali pergi.
Awalnya gw bingung.
Rana tau itu, dia selalu bilang "Gw lagi di kerjain Tuhan melalui lo, Dit" kemudian dia menepuk pundak gw dan kita tertawa.

"Gw ga bisa jadi temen lo lagi Dit" Suatu pagi Rana ngomong sama gw
"Gw suka sama lo dan mulai berharap"
Gw terdiam, perasaan Rana yg selama ini selalu misteri sekarang dibuka sendiri oleh dia.
sambil  tersenyum gw bilang "Rana you're my friend"

"jadi gw ditolak?" katanya.

"iya, lo gw tolak Ra" balas gw.

"yaudah" lanjutnya

"yaudah" jawab gw

Seperti itu saja dan kemudian Rana mengalihkan pembicaraan mengenai pekerjaannya.

Dalam hati gw merenung, Semudah itu dia bilang suka. Gw lebih mencintai Rana makanya gw menolak dia. Gw terlalu kenal Rana yang suka berubah-ubah, Pola pikirnya yang mengejutkan, tindakannya yang tidak tertebak.
Gw lebih sayang Rana makanya gw nolak dia, hanya "yaudah" pembicaraan itu berakhir dan berganti ke topik yang lain.
Rana ga bisa kasi apa yang gw akan minta setelahnya, kejelasan dan kepastian.
gw terlalu kenal lo Ra.

"Dit, udah kelar blom dokumennya?" seseorang menyadarkan gw dari lamunan.
"Iya pak, sebentar lagi" buru-buru gw memfokuskan pikiran ke pikiran gw untuk ngeberesin kerjaan gw.
Ada notifikasi di blackberry gw, Apa mungkin itu Rana?
gw buka notifikasinya

"Sayang, hari ini aku ga bisa ketemuan sama kamu yaa."

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Gw kangen Dit" gw menulis huruf demi huruf dengan ragu.
setelah berulang kali menarik nafas, sambil menggelengkan kepala gw hapus kalimat kangen itu dan menggantinya dengan
"Bisa bantuin gw ga?" send
tak berapa lama notifikasi di hape gw berbunyi,

"bantu apa Ra?"
"klo bisa ntar gw bantuin" lanjutnya.

"gw resign Dit"
"lo ada lowker ga?" tulis gw cepat.
"Kok bisa? Lo dance apaan? Perform lo jelek" balasnya
"kamper lo" sambil tersenyum gw mengirimkan pesan itu.
"lo ada lowker ga?"
"ntar gw coba tanyain temen gw deh" balasnya.
"yaudah, tengkyu" gw menyudahi perbincangan tsb.
dan gw pun menunggu dan berharap dia akan memulai pembicaraan yang lain.

"Emang ternyata ga ada balasan lain ya Ra" dalam hati gw berbisik

Judit masi saja bodoh.

No comments: