Thursday, August 25, 2011

Hole in the Wall Of Waiting.


Backsound: Letto “Lubang Hati”

Sambil mendengar lagu itu dan begitu menjejakkan tiap huruf pada lembaran kertas digital ini saya berfikir, apakah yang saya cari selama ini tanpa henti??

Sama seperti lirik yang dilantukan oleh Noe, ada lubang di dalam hati? Apa yang selama ini kau cari untuk mengisi kekosongan itu? Apa itu kamu, apa itu DIA, apa mungkin cinta atau cita, Lirik lagu ini mengganggu saya. Lirik yang memberikan pilihan tanpa solusi, hanya membuat saya bertanya setiap kali mendengar lagu ini.

Kosongnya Hati? Yup, manusia memang selalu tidak puas, selalu ada saja yang menjadikan manusia ingin terus-terus dan terus mencari tanpa henti.

Beberapa hari ini saya bertukar sapa dengan seorang teman, dia membuat saya mereview kembali tentang apa itu arti penantian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online,
pe.nan.ti.an
[n] (1) tempat menanti (menunggu); (2) hal (keadaan) menanti

Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/penantian#ixzz1VxoeO8Kk

Menurut saya sendiri , penantian adalah keadaan dimana kita menunggu sesuatu yang kita harapkan terjadi dan sesuai dengan keinginan kita. Dalam penantian ada hal yang dikorbankan, paling utamanya adalah waktu, kemudian lingkungan dan akal sehat. Di dalam penantian sendiri terdapat beberapa hal yaitu harapan (expectation) dan keyakinan.

Jika variable bebasnya adalah waktu, lingkungan dan akal sehat; maka variable terikatnya adalah harapan dan keyakinan. *dianalisa pake koefisiensi regresi linear sederhana, dimana Y = a + bX.

Hipotesis untuk table silangnya adalah:
- Semakin lama waktu, apakah akan memperbesar atau memperkecil harapan dan kenyakinan untuk menanti?

- Semakin support/ tidak supportnya lingkungan, apakah akan menambah atau mengurangi keyakinan untuk tetap menanti?

- Semakin terlibat atau tidaknya akal sehat, apakah akan memperkuat atau memperlemah keyakinan untuk terus menanti?

Penantian yang selama ini saya temukan dan alami biasanya menghilangkan factor utama, yaitu waktu. Sehingga penantian yang tanpa memperdulikan waktu, membuat penantian itu menjadi lama dan tidak terkontrol pada hasil akhirnya. Meski biasanya hasil akhir dari penantian tanpa waktu adalah kehilangan arah karna expectasi yang terlalu tinggi dengan hasil yang tak sesuai harapan, kalimat sederhananya adalah galau, dan tentu saja membuang-buang waktu.

Kekosongan hati bisa menjadi factor terjadinya penantian, ketika kita merasa menemukan tambal untuk hati tetapi kita belum yakin, maka kita menanti. Menanti akan jawaban terhadap tambalan itu.

Mungkin kekosongan hati ini yang terjadi dengan teman saya, sayangnya penantian yang dia lakukan tidak melibatkan waktu pada awalnya sehingga dia galau sampai sekarang. :D

Mungkin saat ini kalian sedang menanti, tapi sekali lagi libatkanlah factor utama yaitu Waktu, berikan deadline pada diri sendiri mau sampai kapan menanti. Dengan adanya deadline maka kita akan menghormati diri kita. Menghormati akan keberhargaan diri kita, apakah penantian ini sebanding, apakah penantian ini sesuai dengan hasilnya? Dengan adanya deadline memberikan sebuah keberanian untuk ambil resiko bahwa ada pilihan lain yang mungkin sepadan. Keberanian untuk mengakui bahwa diri tidak sempurna dan keberanian untuk melepaskan jika memang hal yang kita tunggu tidak sesuai dengan harapan, karena beberapa hal dalam hidup ini memang tidak bisa dipaksakan.

Bagi saya sendiri, kekosongan hati saya lebih kepada keinginan saya untuk membiarkannya kosong, (tidak perlu dishare, ada waktunya J ) karena itulah saya masih galau sampai sekarang. Hahahahha
Lagipun saya sedang menanti untuk penyelesaian Skripsi dan Tawaran pekerjaan,, saya senggang sekali..

Entah lagu apa yang akan termainkan oleh random playlist saya setelah lagu Letto ini,

Semoga berguna dan tidak bergunaa..

Jabat Erat
Backsound: Quaondo..Quando – Michael Buble  *Siyaall,, #kode abissss..

No comments: