Friday, July 15, 2011

Manglayang 3, Ini Bukan AKHIR Melainkan Sebuah AWAL..



Fotograpernya @djatya
Puncak Manglayang sangat indah di kala malam,, kami kedinginan dan kelelahan,, tapi lagi-lagi teman baru saya semuanya sangat cekatan, dengan penerangan yang minim mereka membuat tenda-tenda, saya masih saja terkagum-kagum dengan mereka, kerlip bintang dan yang pasti kami harus berganti baju biar ga kedinginan..
Proses penggantian baju ini di alam terbuka, udah saling percaya aja deh,, kami semua udah dewasa kok, biar langit yang menikmati indahnya tubuh kami yang mengigil kedinginan (pemilihan kata yang sulit agar terbayang sesuatu yang indah bukan negative :D)

Ketidaknyamanan merupakan bonus pendamping ketika matahari menyapa puncak Manglayang, satu kata SUBHANNALLAH,, ALLAH MAHA BESAR,, kamera mas Faqih mengabadikan moment itu.. saya dan @djatya yang menikmati indahnya pagi itu, para teman masih terlelap kelelahan,,
Rasa lelah, ketakutan, kegalauan pendakian tadi malam hilang sudah, tergantikan dengan pemandangan yang disuguhkan alam kepada saya.









Singkat cerita (biar pembaca ga bosan makanya disingkat yeee)

Perjalanan turun dirancang, kami akan turun melalui trek yang saya ga tau namanya,, kali ini team 2 yang memimpin perjalanan turun. Awal perjalanan sudah menuruni bukit yang terjal, caranya “ngegelosor” yang artinya kita jalan jongkok sambil berpegangan dengan rumput/akar di kanan kiri kita, jalan jongkok untuk menjaga keseimbangan. Sesekali kami berhenti agar teman yang di depan bisa membuka jalan buat kami. Saya baru tau klo kita berada di belakang itu juga harus hati-hati karena trek yang sudah dijalani itu sudah licin tidak padat karena sudah dilewati oleh teman sebelum kita, klo jadi yang di depan musti buka jalan,, gitu toh.. *manggut-manggut paham.

Kami turun dengan cuaca yang berawan, angin dingin- beberapa dari kami yang mengerti cuaca memprediksi akan turun kabut, klo kabut turun maka jalur turun akan licin dan berbahaya jika dilewati, pertanyaan yang muncul kemudian, kenapa kami tidak turun melalui trek yang kami naiki?? Kenapa, mungkin saja pemikiran saat itu, trek yang kami gunakan untuk mendaki pasti licin dan tanah-tanahnya sudah terbawa air, dan lagi pula kami kekurangan bahan jika musti melakukan penurunan dengan tali.

1 jam kemudian, kami (team 1) tertahan di ujung sebuah bukit, team 2 menuruni bukit tersebut seorang demi seorang,, entah ada kejadian apa tiba-tiba terdengar teriakan di bawah
“Team 1, naik lagi trek ini ga bisa diturunin lagi”
saya dan team 1 ”What?? Naik lagi??” sambil melihat ke atas.
“Kalian (team 2) gimana, kenapa kami ga bisa turun (trek team 2)?”

Haduh, masalah apa lagi ini..

“Kita (team 2) bisa turun, tapi klo buat kalian (team 1) turun ga bisa lagi, Bahayaaa!! Kalian naik lagi aja, turun pake trek pendakian kita aja” sahut-sahutan berlangsung hampir stgh jam di antara deru angin dan kabut. *kedengarannya romantis ya, but believe me.. memikirkan kami (team 1) harus naik lagi ke puncak adalah hal yang tidak terbayangkan. Trek yang kami sudah kami lewati itu tidak berbentuk lagi, jadi musti di buka lagi treknya, harus naik lagi yaa.. L

Akhirnya, meski dalam hati kami masing-masing bertanya kenapa kami (team 1) tidak bisa turun dengan trek itu, kami memutuskan untuk naik lagi ke puncak Manglayang dan turun melalui trek pendakian kami sebelumnya. Jika kami sampai di puncak manglayang sebelum jam 4 sore maka kami akan melanjutkan perjalanan turun, tapi jika tidak (lewat dari jam 4) kami akan menginap lagi di Puncak Manglayang,, kami beruntung tenda dan perbekalan di titipkan di team kami. Ternyata kami masih beruntung yaa. :D

10 menit kami memulai pendakian (lagi) sayup-sayup terdengar adzan ashar yang menandakan pukul sekitar jam 4an, yang artinya kami akan menginap lagi di Puncak Manglayang. Pendakian kami yang ke 2 ini lebih manusiawi, dalam artian saya bisa melihat sekeliling, lumut-lumut, memilih pijakan yang kelihatannya aman. 

Sekitar jam stgh 6 kami sampai di puncak manglayang, dan kami bertemu dengan pendaki lain,, ahh.. puncak ini bukan milik kami lagi, jadi kami mencari tempat yang landai untuk didirikan kemah.. dan saya kembali beruntung karena di team saya personilnya cekatan semua,, salute buat atief, ijo, dimas, dan tyo yang sangat mahir bikin 2 tenda dalam waktu singkat.

Menginap lagi di Puncak Manglayang, yang saya rasakan adalah tenang, lebih nyaman, sebelum tidur kami bergosip (ga bisa klo ga ngegosip ciinnnn.. :D) malam itu kami lebih rileks, tertawa, walaupun untuk para perokok sangat tidak nyaman yaahh,, dingin ga ngerokok rasanya gimana gituuu.. hihihiih

Sepertinya memang Manglayang sengaja menahan kami agar kami menikmati rasa.. ada yang memastikan hatinya (no mention) begitupun dengan saya, pengen banget hape bisa dicharger buat ngabarin orang rumah. Baru sadar klo malam itu malam Minggu,, aihh.. bikin galau aja yesss.. :D
Tidur kami pun nyaman, walopun tengah malam sepertinya ada kera yang melintasi tenda kami dan nyolek @djatya pengen kenalan,, heheheheh kasian si kera.. *loch

Keesokan harinya sebelum turun kami olahraga dulu, instruktur kami adalah atief dan ijo,, Jatinangor di goyangggg…. Hahahahaha

Sekitar jam stgh 8, Setelah berdoa dan memastikan semua orang siap, kami pun turun melalui trek pendakian kami,, akhirnya saya melihat jalur yang kami daki, komentar dalam hati adalah “klo kemaren siang gw lewat jalur ini dan liat jalurnya, gw turun sendirian juga gpp deh” kembali saya bersyukur “untung kemaren pendakiannya malam hari klo engga gw ga akan sampai puncak” hahahaah

Benar saja, trek pendakian kami memang trek terjal, berbatu, sudah tidak bisa digambarkan dengan kata-kata,, sesekali kami bersisian dengan pendaki lain yang sangat santai yah cuman bawa air minum, dibandingkan dengan kami yang sudah dekil bawa tas gede kyak naik gunung saja *lah emang naik gunung kan.. hahahahaha

Kami sampai di Baru Bereum sekitar jam 10an, sudah ada Myo, Ega, Mamen (perempuan), Aby, Ongky dan Mas Faqih yang menunggu kami,, secara singkat mereka menceritakan pengalaman mereka turun di hari sebelumnya dan kenapa kami (team 1) tidak bisa turun dengan trek itu. Kami semua sama-sama bersyukur karena tenda dan perbekalan ada di team kami, jika tidak akan beda lagi ceritanya..

Kabar buruknya dari perjalanan turun team 2, si Kang Putra kecelakaan,, jatuh dari ketinggian dan mengalami pergeseran pinggang, sudah diberi pertolongan pertama yaitu pijat-memijat *ahh,, maaf kang Putra klo selama di atas saya mengutuk-ngutuk dikau,, semoga pinggang Kang Putra sudah kembali ke bentuk semula,, pinggang itu asset buat Kang Putra, dia cari duit dari goyangannya.. *hahahaha (ini becanda yak.. J)

Manglayang sudah berada di belakang saya, Gagah menjulang- jangan meremehkan alam, saya belajar banyak dari pendakian ini, pendakian pertama tapi seperti saya sudah sangat berpengalaman mendaki gunung karena Manglayang memberikan ujian terberat (grade A) bahkan pendaki yang proesional (?) seperti Mas Faqih juga angkat jempol. *tanda tanya bikin ambigu yaaa.. :D

Saya mendapatkan pengalaman sangat berharga dari sebuah ajakan simpel @djatya "klo mau ikut jam 9 di lebak bulus, aku naik sama temanku" (Makasi banget-banget @djatya)
Saya dapat teman baru dan mereka adalah sahabat saya untuk ke depannya, Saya yang tiba-tiba masuk dalam sebuah lingkaran yang menyenangkan, penuh tawa, 
ada kenangan akan kisah cinta singkat antara @djatya dengan sang kera yang anonim *:D Makasi banget-banget @djatya..Mba @uryceria yang perbekalannya saya mintain, Mas Fakih @the_kunyuk yang okulele diminta sama Manglayang, Kang Putra @pejuang_kecil semoga pinggangnya sudah bisa digunakan lagi,, hahaha

Terima Kasih Buat Ijo, Dilla, Atief, Dimas, Tyo,Ega, Myo, Ongky, Aby, Mamen, Mas Nobi, dan Magrib..

ALLAH SWT pasti punya rencana  kenapa Manglayang mempertemukan kita,,
Sarah berdoa kalian juga mendapatkan sesuatu dari perjalanan inii... aamiin.

Gunung Manglayang, Terima Kasih, ini bukan akhir dari sebuah perjalanan merupakan sebuah awal dari perjalanan yang lebih menantang yaitu kehidupan... 

1 comment:

djatya said...

baru Manglayang aja kita sudah pernah berpikir ingin menyerah. hanya satu yang membawa kita ke puncak, YAKIN bahwa kesulitan pasti akan berakhir (alias akhirnya pasti ketemu puncak) :p

dan alih-alih ngomong menaklukkan Manglayang, gw lebih suka menyebut "Manglayang sudah memukau kita".. itu petualangan yang luar biasa!

makasih Sarah udah meluangkan waktu untuk mencapture momentnya.. kenangan itu pasti selalu ada di hati gw. untuk banyak alasan..